·
Pada sesi pembelajaran kali ini, Anda diberikan
tantangan untuk membuat kesimpulan dan juga koneksi antara semua materi yang
telah diberikan dalam modul ini dengan materi lainnya selama mengikut proses
Pelatihan Guru Penggerak.
·
Buatlah kesimpulan tentang apa yang dimaksud dengan
‘Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya’ dan bagaimana
Anda bisa mengimplementasikannya di dalam kelas, sekolah, dan
masyarakat sekitar sekolah.
·
Jelaskan dan berikan contoh bagaimana hubungannya
pengelolaan sumber daya yang tepat akan membantu proses pembelajaran
murid menjadi lebih berkualitas.
·
Berikan beberapa contoh bagaimana materi ini juga
berhubungan dengan materi lain yang Anda dapatkan sebelumnya selama
mengikuti proses Pelatihan Guru Penggerak.
·
Ceritakan pula bagaimana hubungan antara sebelum dan
sesudah Anda mengikuti pelatihan terkait modul ini, serta pemikiran
apa yang sudah berubah di diri Anda setelah Anda mengikuti proses pembelajaran
dalam modul ini.
·
Komunikasikan hasil kesimpulan Anda dengan cara apapun
yang bisa Anda pilih sendiri. Unggahlah bagan atau artikel ini sesuai
petunjuk dibagian bawah.
·
Kesimpulan
tentang Pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya adalah seorang
pemimpin yang memiliki kemampuan untuk mengenali, menggali, menganalisa, dan
memetakan potensi sumber daya / aset utama daerah/ sekolahnya dengan pendekatan
berbasis aset (asset based thingking), selanjutnya memanfaatkan dan
memberdayakan aset- aset tersebut seoptimal mungkin untuk mewujudkan perubahan
dalam pembelajaran yang berpihak pada murid. hal ini selaras dengan filosofi Ki
Hajar Dewantara, pembelajaran harus berpihak pada murid.
Dengan
berbekal pendekatan berbasis aset maka implementasi saya sebagai pemimpin
pembelajaran yaitu saya harus selalu berpikir positif, dan berusaha untuk bisa
mengindentifikasi aset yang ada di kelas, sekolah dan masyarakat sekitar.
Misalnya saya sebagai Guru kelas Sekolah Dasar, akan memanfaatkan aset murid
saya yang sesuai kodrat dan jamannya anak-anak sekarang sebagai anak yang
mengerti tentang teknologi, maka pembelajaran yang saya lakukan berbasis
digital, misal menggunakan sumber belajar dari internet dan media sosial
seperti You tube, Blog, Instagram, Facebook. Untuk pembelajaran tatap muka
memanfaatkan sumber daya alam yang ada di sekitar sekolah sebagai laboratorium
alam. Hal ini sangat bermanfaat buat Sekolah Dasar yang memang tidak mempunyai
laboratorium khusus seperti SMP dan SMA. Dan juga peserta didik diminta untuk
melakukan wawancara dengan masyarakat yang berkaitan dengan materi bahasa
Indonesia seperti wawancara dengan para pelaku usaha pembuatan tempe, tahu di
sekitar sekolah.
Sebagai seorang pemimpin baik di
kelas maupun di sekolah, kita harus mampu mengidentifikasi dan mengelola segala
sumber daya (aset) yang dimiliki oleh sekolah untuk dapat dijadikan sebagai
keunggulan sekolah dalam rangka mendukung perwujudan visi dan misi sekolah.
Sekolah sebagai sebuah
ekosistem adalah sebuah bentuk interaksi antara faktor biotik (unsur yang
hidup) dan abiotik (unsur yang tidak hidup). Kedua unsur ini saling
berinteraksi satu sama lainnya sehingga mampu menciptakan hubungan yang selaras
dan harmonis. Dalam ekosistem sekolah, faktor-faktor biotik akan saling
memengaruhi dan membutuhkan keterlibatan aktif satu sama lainnya.
Faktor-faktor biotik yang
ada dalam ekosistem sekolah antara lain sebagai berikut.
- Murid
- Kepala Sekolah
- Guru
- Staf/Tenaga Kependidikan
- Pengawas Sekolah
- Orang Tua
- Masyarakat sekitar sekolah
Selain faktor-faktor biotik
yang sudah disebutkan, faktor-faktor abiotik yang juga berperan aktif dalam
menunjang keberhasilan proses pembelajaran. Faktor abiotik yang ada dalam ekosistem
sekolah antara lain sebagai berikut.
- Keuangan
- Sarana dan prasarana
Dalam rangka mewujudkan
pembelajaran yang berpihak pada murid, sekolah akan berhasil jika mampu
memandang segala aset (sumber daya) yang dimiliki sebagai sebuah keunggulan
bukan memandang sebagai sebuah kekurangan. Sekolah akan berfokus pada
pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya yang dimiliki tanpa lebih banyak
memikirkan pada sisi kekurangan yang ada. Dalam pengelolaan sumber daya yang
dimiliki oleh sekolah ada 2 pendekatan yang dapat dilakukan yaitu:
- Pendekatan berbasis kekurangan/masalah (Deficit-Based
Thinking). Pendekatan ini akan
memusatkan perhatian kita pada apa yang mengganggu, apa yang kurang, dan
apa yang tidak bekerja. Segala sesuatunya akan dilihat dengan cara pandang
negatif. Kita harus bisa mengatasi semua kekurangan atau yang menghalangi
tercapainya kesuksesan yang ingin diraih. Semakin lama, secara tidak sadar
kita menjadi seseorang yang terbiasa untuk merasa tidak nyaman dan curiga
yang ternyata dapat menjadikan kita buta terhadap potensi dan peluang yang
ada di sekitar.
- Pendekatan berbasis aset (Asset-Based Thinking) adalah sebuah konsep yang dikembangkan oleh Dr.
Kathryn Cramer, seorang ahli psikologi yang menekuni kekuatan berpikir
positif untuk pengembangan diri. Pendekatan ini merupakan cara praktis
menemukan dan mengenali hal-hal yang positif dalam kehidupan, dengan
menggunakan kekuatan sebagai tumpuan berpikir, kita diajak untuk
memusatkan perhatian pada apa yang bekerja, yang menjadi inspirasi, yang
menjadi kekuatan ataupun potensi yang positif.
Berikut perbedaan antara pendekatan berbasis kekurangan dengan pendekatan berbasis aset.
Dalam pengelolaan dan
pemanfaatan sumber daya sebaiknya sekolah lebih menekankan pada pendekatan
berbasis aset. Selanjutnya pendekatan ini lebih dikenal dengan Pendekatan
Komunitas Berbasis Aset (PKBA).
Pendekatan PKBA menekankan
dan mendorong komunitas untuk dapat memberdayakan aset yang dimilikinya serta
membangun keterkaitan dari aset-aset tersebut agar menjadi lebih berdaya guna.
Pendekatan PKBA menekankan kepada kemandirian dari suatu komunitas untuk dapat
menyelesaikan tantangan yang dihadapinya dengan bermodalkan kekuatan dan
potensi yang ada di dalam diri mereka sendiri, dengan demikian hasil yang
diharapkan akan lebih berkelanjutan. Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis
Aset berfokus pada potensi aset/sumber daya yang dimiliki oleh sebuah
komunitas. Selama ini komunitas sibuk pada strategi mencari pemecahan pada
masalah yang sedang dihadapi. Pendekatan PKBA merupakan pendekatan yang digerakkan
oleh seluruh pihak yang ada di dalam sebuah komunitas atau disebut
sebagai community-driven development.
Menurut Green dan Haines
(2002) dalam bukunya yang berjudul Asset Building and Community
Development, ada 7 aset utama atau di dalam buku ini disebut sebagai modal
utama, yaitu:
Modal
Manusia, Modal Sosial, Modal Fisik, Modal Lingkungan/Alam, Modal Finansial,
Modal Politik, serta Modal Agama dan Budaya.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pemimpin dalam pengelolaan sumber daya merupakan sebuah kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin dalam mengelola dan memanfaatkan berbagai aset-aset yang dimiliki oleh sekolahnya dalam rangka mewujudkan visi dan misi sekolah untuk mencapai peningkatan mutu pendidikan di sekolah dan mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid.
Untuk dapat
mengimplementasikan modul pemimpin dalam pengelolaan sumber daya di kelas,
sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah, maka seorang pemimpin harus mampu bersinergi
dengan semua pihak yang ada di sekolah baik dewan guru, staff, siswa, orang tua
siswa, dan juga masyarakat sekitar sekolah untuk dapat secara bersama-sama
menginventarisir/memetakan segala sumber daya (aset) yang dimiliki sekolah dan
menjadikan segala aset tersebut sebagai kekuatan yang dimiliki oleh sekolah
untuk dikelola dan dimanfaatkan dalam rangka meningkatkan mutu sekolah.
Salah satu set yang paling
utama yang dimiliki sekolah yaitu modal manusia. Jika modal manusia ini mampu
dimanfaatkan dan dikelola dengan baik maka mutu pendidikan di sekolah akan
meningkat. Seorang pemimpin sekolah harus mampu menggerakkan guru-guru yang ada
di sekolah untuk dapat melaksanakan pembelajaran yang aktif, kreatif,
menyenangkan, dan juga pembelajaran berdiferensiasi, sehingga pembelajaran yang
dilaksanakan oleh guru lebih berpihak pada murid. Dengan sekolah mampu
mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid maka segala minat, bakat, dan
potensi yang dimiliki oleh murid akan dapat berkembang dengan maksimal.
Hubungan dengan materi sebelumnya
Modul 1.1 Refleksi Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara
Menurut
Ki Hajar Dewantara pendidikan adalah suatu proses memberi tuntunan terhadap
segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan
dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun
sebagai anggota masyarakat. Seorang pemimpin harus mampu mengelola salah satu
aset yang dimiliki sekolah yaitu modal manusia (guru dan murid). Pemimpin harus
memastikan para gurunya melaksanakan pembelajaran yang berpihak kepada murid
sehingga murid dapat berkembang sesuai kodratnya (kodrat alam dan kodrat
zaman). Dengan demikian maka murid akan dapat memaksimalkan minat, bakat, dan
potensi yang dimilikinya sebagai bekal mereka dalam menjalani kehidupannya.
Modul 1.2 Nilai dan Peran Guru
Penggerak
Salah
satu peran Guru Penggerak adalah sebagai peminpin pembelajaran. Dalam hal ini
pemimpin dalam pengelolaan sumber daya agar kita bisa melaksanakan pembelajaran
yang berpihak pada murid. Dengan mengetahui 7 aset yang ada di sekitar sekolah
maka kita bias melaksanakan peran kita sebagai guru penggerak.
Modul 1.3 Visi Guru Penggerak
Materi pada modul ini (Pemimpin dalam
Pengelolaan Sumber Daya) juga berkaitan dengan materi visi guru penggerak.
Seorang pemimpin harus mampu menyusun visi dan misi yang jelas, terarah dan
tentunya visi yang disusun tersebut harus berpihak pada sumber daya yang
dimiliki sekolah utamanya guru dan juga murid. Melalui penerapan Inkuiri
Apresiatif dengan menggunakan tahapan BAGJA, seorang pemimpin akan dapat
melakukan perubahan sekolah berbasis sumber daya yang akan menggerakkan warga
sekolah untuk melakukan perubahan positif. Perubahan positif yang dilakukan
secara konsisten akan melahirkan budaya positif dengan demikian modul ini pun
berkaitan dengan modul 1.4 tentang budaya positif.
Modul 1.4 Budaya Positif
Salah satu asset manusia di sekolah kita adalah
murid. Tentunya kita harus mengajak/ mengajarkan semua peserta didik mengenai
budaya positif, agar bias diamalkan dan menjadi kebiasaan yang baik, dan
tentenyu akan sangat membantu tercapainya pembelajaran yang berkualitas dan
berpihak pada murid.
Modul 2.1, 2.2. dan 2.3 Memenuhi Kebutuhan Murid Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi, Sosial Emosional dan Coaching
Dengan
mengidentifikasi asset murid, tentunya kita pasti dapat mengetahui
karakteristik peserta didik. Agar tercipta pembelajaran yang berkualitas dan
berpihak pada murid, maka kita harus mengadakan pembelajatran berdiferensiasi,
yaitu pembelajaran dilakukan berdasarkan kebutuhan murid seperti profil belajar
murid, tingkat kesiapan belajar murid serta minat dan bakat murid sehingga
pembelajaran yang dilaksanakan akan bermakna bagi murid.
Potensi-potensi
dan kekuatan yang dimiliki oleh siswa dapat kita kembangkan lebih jauh lagi
dengan memperhatikan sisi sosial emosional siswa. Sebagai seorang pemimpin kita
harus memahami sisi sosial emosional siswa, sehingga ketika ada siswa kita yang
mengalami permasalahan maka kita akan dapat memberikan layanan berupa coaching.
Coaching bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan
menggali potensi-potensi yang dimiliki siswa untuk dapat dikembangkan. Dengan
demikian maka siswa akan dapat berkembang dengan maksimal.
Modul 3.1 Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran
Pada
modul ini seorang pemimpin sudah mempelajari bagaimana caranya mengambil sebuah
keputusan dengan sebaik-baiknya ketika berada dalam situasi dilema etika. Ada 9
langkah yang harus dilewati ketika mengambil dan menguji keputusan. Dalam
pengelolaan sumber daya/aset juga dibutuhkan kemampuan seorang pemimpin dalam
mengambil keputusan saat melaksanakan pengelolaan sumber daya yang dimiliki.
b. Rancangan tindakan
Prakarsa
Perubahan
Membiasakan
murid dalam kegiatan pembelajaran berbasis digital
Buat
rancangan dengan model BAGJA
B-uat pertanyaan (Define)
Pertanyaan
Apa yang
harus saya lakukan supaya murid belajar materi TEMATIK dengan menyenangkan?
Jawaban : saya bertanya kepada
siswa bagaimana agar mereka mudah belajar materi TEMATIK
Bagaimana
cara supaya murid belajar materi TEMATIK dengan menyenangkan?
Caranya
dengan memberikan sumber belajar langsung misalnya alam/ lingkungan sekitar
atau juga benda-benda langsung yang sedang dipelajari
Mengapa
murid haru belajar TEMATIK dengan menyenangkan?
Karena dengan
belajar pembelajaran apapun yang menyenangkan maka siswa lebih mudah memahami
dan juga lebih bermakna bagi murid sehingga tercapai pembelajaran berpihak pada
murid.
A-mbil pelajaran (Discover)
Pertanyaan
Apa saja
potensi peserta didik sehingga bisa dilaksanakan pembelajaran TEMATIK yang
menyenangkan?
Jawab
: Kemauan
belajar yang tinggi, rasa penasaran yang tinggi sehingga akan tercapai
pembelajaran berpihak pada murid
Survei
apa yang harus kita lakukan sebelum merancang pembelajaran TEMATIK yang
menyenangkan?
Jawab: Bertanya langsung
kepada murid bagaimana agar mereka dapat belajar TEMATIK dengan menyenangkan
G-ali mimpi (Dream)
Pertanyaan
Harapan
apa yang ingin diraih bila pembelajaran TEMATIK yang menyenangkan tercapai?
Jawaban : Harapan yang
akan diraih adalah semua peserta didik mempunyai pengetahuan dna keterampilan
terkait materi TEMATIK yang sedang dipelajari. Materi tersebut akan dapat
diingat anak sepanjang hayat dan tentunya akan berguna dalam kehidupan
sehari-hari.
Siapa
yang akan dilibatkan dalam berkolaborasi untuk mewujudkan pembelajaran TEMATIK
yang menyenangkan?
Jawabannya
: Yang akan saya ajak kolaborasi adalah rekan guru yang lain di sekolah karena agar
saling mendukung dan lancer dalam pelaksanaannya.
J-abarkan rencana (Design)
Langkah
apa saja yang akan dilakukan untuk mewujudkn pembelajaran TEMATIK yang
menyenangkan?
Jawaban: Langkah yang akan
dilakukan :
-
Setelah
bertanya kepada siswa bagaimana cara agar mereka dapat melakukan pembelajaran
TEMATIK yang menyenangkan lalu saya melaksanakan pembelajaran di luar kelas
atau melihat langsung benda/ tempat yang sedang dipelajari atau juga
mempraktekkan langsung.
Apa
indikator keberhasilan pelaksanaan pembelajaran berbasis digital?
Indikator
keberhasilannya dalah adanya siswa dapat memahami materi yang sedang
dilaksanakan
A-tur eksekusi (Deliver)
Siapakah
yang terlibat dan apa perannya masing-masing dalam mewujudkan rencana ini?
Kepala
sekolah sebagai pimpinan managemen sekolah
Guru-guru
kelas lain yang akan mendukung rencana ini
Wali
kelas untuk berkolaborasi dalam melakukan tagihan
Apa
bentuk refleksi yang dilakukan murid dalam pembelajaran TEMATIK yang
menyenangkan?
Jawaban: Guru menyediakan
kolom refleksi untuk ditulis oleh murid, sehingga Guru mengetahui kendala
kesulitan murid
Demikian tadi pemaparan tugas Koneksi Antar
Materi - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya dari saya. Mudah-mudahan
bermanfaat. Salam Guru Penggerak.