Hari ini puasa ke-6 di bulan Ramadhan bagi
umat muslim. Alhamdulillah kita diberi kelancaran oleh Allah SWT. Perbincangan
disaat kita sedang menjalani ibadah puasa yaitu tentang makanan, minuman saat
berbuka juga sahur dan yang paling ngehits (Ceilaaa) adalah persiapan untuk
hari raya nanti. Persiapan apa saja? Entah itu makanan (kue-kue dan teman-temannya)
juga baju lebaran. Berbicara mengenai makanan nih, untuk di daerah saya ada
suatu tradisi untuk mengirimkan bingkisan misalnya gula, teh, minyak, biskuit
dan lain-lain untuk saudaranya (mungkin di daerah lain juga begitu). Terutamanya nih
untuk yang lebih tua. Misalnya kakak, mertua, paman, kakek dan nenek. Bingkisan
tersebut diberikan saat kita bersilaturahmi ke rumahnya. Berhubung orang tua saya
dua-duanya adalah makhluk rantauan (heheyy), jadi kami disini tidak punya
saudara. Hikss.. yah paling bingkisan diberikan kepada kerabat kerja atau
atasan orang tua saja.
Tahun 2015 kemarin adalah lebaran pertama saya
mempunyai sanak saudara yang dekat. Ya, my hubby (aneh ngomongnya coz ini
pertama saya sebut istilah itu. Ikut-ikutan) orangtua perempuannya alias
emaknya asli sini. Ngomongnya belibet
banget hadehh.. iya.. iya saya harus mengikuti kebiasaan lebaran itu dan…….
Bagaimana cara saya mengikutinya? karena emak mertua saya adalah anak tunggal. Heheyy…
Soalnya begini,
beberapa jam yang lalu saya bertemu dengan teman yang beda instansi kerja.
Namanya Titin (nama samaran) Dia bilang begini: “Udah beli gula teh buat
lebaran mbak?” tanyanya. Saya jawab: “Wah… belum tuh. Tuh mbak Sinta (nama
samaran) yang suaminya anak bungsu. Kakak-kakak iparnya kan banyak pasti
persiapannya banyak”. Sinta: “yeee… orang saya mau melarikan diri kok.. pulang
kampung hehe”. Katanya sambil tertawa tanpa dosa. Haduhh.. si mbak Sinta ini,
sudah 4 kali lebaran memang selalu pulang kampung. Anak yang berbakti sih sama
orang tua kandungnya. Tapi jangan lupa sama saudara-saudaranya yang disini
disaat lebaran yah… apalagi posisi sebagai anak bungsu.. Yang penting jangan lupa silaturahmi sama rekan kerja yang lebih tua terlebih sama atasan yah, jangan menunggu sampai masuk kerja. Itu kesannya beda bangett..
Kembali lagi ke Titin, dia menimpali :”Aduh, aku aja bukan anak bungsu tapi
harus menyiapkan 18 bingkisan kok”. Hoho iyaaa… orang tua dan mertuanya asli
daerah sini. Belum lagi untuk beli baju lebaran anaknya. Klik.. klik saya
ngitung pake kalkulator 18 x … + … heheheyy banyaknyaaaa. Tapi Sinta lebih banyak lagi loh, 20 bingkisan bo. Duhh kaya satu RT ya.. Untuk orang tua,
baju lebaran nggak harus baru sih, tapi buat anak kecil. Haduhhh ntar nangis
lihat temannya berbaju baru ria.Apalagi sekarang modelnya unyu-unyu gitu.
Astaga… siang-siang
bolong saya ngomongin orang yahh,, ngegrundel sendiri. Ini sekedar sharing dan
catatan pribadi saya. Banyak hal yang harus saya pelajari juga.
Setelah maraknya
dunia media sosial, saya juga baru tahu bahwa banyak orang yang katanya pusing
menghadapi lebaran. Ya karena masalah itu tuh, makanan dan baju, harus
mengeluarkan uang Padahal seharusnya
kita sangat berbahagia menyambut hari yang fitri itu. Kasihan juga yah,
puasanya nggak fokus. Semua itu tergantung bagaimana kita menyiasatinya. Persiapan menjelang lebaran memang perlu. Kalau dinikmati malah jadi seru. Shopping disaat bulan ramadhan tuh berasa beda banget sama bulan - bulan biasa. Apalagi kalau di tempat shopping diputerin lagu-lagu dari Turki. Aduhai sekaliii. Yang paling penting sih, Mari kita perbanyak amal ibadah di bulan
suci ini sehingga kita banyak mendapat berkah dariNya. Aamiin. Selamat menunaikan ibadah puasa ya guys.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar