KONEKSI
ANTAR MATERI MODUL 3.3 – PENYUSUNAN PROGRAM YANG BERDAMPAK PADA MURID
DWI
KURNIAWATI HANDAYANI, S.Pd.
CGP
ANGKATAN 4
KABUPATEN
TEGAL
Modul 3.3 ini
merupakan paket modul terakhir dalam rangkaian Program Pendidikan Guru
Penggerak. Modul ini berisi tentang Pengelolaan Program yang Berdampak pada
Murid dimana dibahas tentang bagaimana membuat program dengan tahapan BAGJA,
melakukan strategi MELR (Monitoring, Evaluation, Learning, and Reporting),
melakukan manajemen resiko dimana di sini dibahas bagaimana meminimalkan resiko
yang akan timbul dari program yang dibuat.
Koneksi dengan
Modul 3.1 Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.
Dalam merencanakan dan melaksanakan
program sekolah yang berdampak pada murid, seorang guru harus dapat mengambil
keputusan yang tepat saat dihadapkan pada suatu masalah atau kondisi selama
pelaksanaan program yang berdampak pada murid, bahkan dalam memutuskan jenis
program yang akan dilaksanakan. Semua harus benar-benar direncanakan dengan
baik dan matang dengan selalu mempertimbangkan berbagai hal.
Koneksi dengan
Modul 3.2 Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya
Dalam menyusun program yang berdampak
pada murid, jelas akan sangat dipengaruhi sejauh mana asset atau modal yang
dimiliki sekolah dapat diberdayakan untuk mendukung pelaksanaan program yang
berdampak pada murid. Penyusunan program berdampak pada murid harus diawali
dengan pemetaan asset atau modal yang dimilki sekolah sehingga ada prioritas
asset yang akan menjadi kekuatan dalam melaksanakan program. Sekolah memeilki 7
aset atau modal yang akan mendukung program yang berdampak pada murid yaitu :
1. Modal manusia
2. Modal sosial
3. Modal fisik
4. Modal
lingkungan/alam
5. Modal finansial
6. Modal politik
7. Modal agama dan
budaya
Koneksi dengan
Modul 2 Pembelajaran Berdiferensiasi, Pembelajaran Sosial Emosional dan
Coaching.
Pembelajaran
berdiferensiasi menjadi salah satu solusi yang dapat diterapkan kepada
murid untuk dapat memenuhi kebutuhan belajar murid yang sangat beragam.
Pembelajaran berdifensiasi dapat dimasukkan dalam program yang berdampak pada
murid, karena dalam pembelajaran berdiferensiasi, mengarahkan guru untuk selalu
melaksanakan pembelajaran yang berpusat pada murid, sehingga hal ini dapat
selaras dengan program yang berdampak pada murid. Melaui pembelajaran
berdiferensiasi, setiap murid dapat secara merdeka mengekspresikan
kreatifitas, ide, dan karyanya sesuai bakat, minat, kemampuan, potensi dan gaya
belajar yang berbeda. Guru berperan sebagai penuntun yang hanya memastikan
bahwa segala kebutuhan murid untuk bertumbuh dan berkembang dapat terpenuhi dengan
baik.
Dalam proses pelaksanaannya terkadang
dijumpai masalah yang membutuhkan solusi secara bijaksana, dalam kondisi
seperti ini, praktik coaching menjadi pilhan terbaik, karena melaui kegiatan
coaching seorang guru (coach) akan menuntun murid (coachee) untuk dapat
menemukan sendiri solusinya melalui komunikasi asertif yang mengalir indah
melalui berbagai pertanyaan yang disampaikan coach. Melalui coaching, seorang
guru dapat mendukung coachee untuk dapat mengeluarkan dan mengembangkan smeua
kemampuannya untuk menemukan potensi yang dimiliki dan menemukan solusi dari
persoalana yang ada. Melalui coaching, murid akan dapat menukan ide, gagasan,
dan kreatifitasnya. Melalui coaching pula, kita dilatih utk mengendalikan
emosi, perasaan, dan suasana hati melaluipembelajaran social emosional. Dengan
control diri yang baik, seorang guru dapat membuat keputusan yang bijaksana
dalam menentukan program yang berdampak pada murid.
Modul 1.1 Filosofi
Ki Hajar Dewantara menjelaskan bahwa maksud Pendidikan menurut KHD adalah
menuntut segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat
mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tinginya baik sebagai
manusia maupun anggota masyarakata. Hal ini jelas sekali dengan bagaimana kita
menyiapkan dan menyususn program yang berdampak pada murid, sehingga setiap
murid dengan kodrat alam yang dimiliki dapat mengembangkan segala minat, bakat
dan kemampuan serta potensi yang ada dalam program yang kita susun, sehingga
akan memciptakan merdeka belajar bagi murid untuk mencapai profil pelajar
Pancasila.
Modul 1.2 Nilai dan
Peran Guru Penggerak mengkaji tentang bagaimana seorang
guru sebagai pemimpin harus mampu mengelola program sekolah yang
berdampak pada murid dengan menerapkan nilai-nilai dan peran seorang guru dalam
kesehariannya. Diantaranya adalah nilai mandiri, reflektif, kolaboratif,
inovatif, dan berpihak pada murid.
Modul 1.3 Visi dan
Misi Guru Penggerak , guru sebagai seorang pemimpi
pembelajaran harus mampu menyusun visi dan misi dengan mengimplementasikan
pembelajaran berpusat pada murid dalam penyususnan visi dan misisnya,
serta dapat selalu berkolaborasi dengan seluruh warga sekolah untuk mewujudkan
hal tersebut. Dalam penyusunan program berdampak pada murid perlu dilakukan
dengan melakukan pendekatan inkuiri apresiatif melalui tahapan BAGJA nya
sehingga program yang disusun benar-benar sesuai dengan kebutuhan murid dan
berdampak kepada murid.
Modul 1.4 Budaya
Positif, sebagai seorang penuntun dan pemimpin pembelajaran, seorang
guru harus dapat menciptakan program sekolah yang berdampak pada murid,
sehingga pada murid akan tertanam nilai-nilai positif yang akan mewujudkan
budaya positif di sekolah.
Dari keseluruhan ulasan di atas,
jelas sekali bahwa semua program yang berdampak pada murid, memilki keterikatan
dengan semua materi pada modul Program Guru Penggerak, sebagai satu kesatuan
yang harus dipahami dan diterapkan oleh setiap guru dalam menjalankan fungsi
dan perannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar